Senin, 28 Maret 2016

AL QUR'AN DAN KEHAMILAN

Bismillah
Saya mau share sedikit kajian ustadz Budi Ashari yg sempat membahas tentang kehamilan. Jarang-jarang ada bahasan tentang kehamilan yg lumayan detil seperti dalam kajian ini. Pembahasan kehamilan di video ini dimulai dari menit ke 35:26 hingga ke waktu 1:01:53
https://www.youtube.com/watch?v=c-Gc9N2ppHA&ebc=ANyPxKpDKKiGf-EVoIQPK_YjckurDkVDGoDKQvSH9EX91-FmQSUp3mD-pHVDIeoT3zkwmUZq9AHX36URRZVtCwRvci8GBISeXA&app=desktop
Mari kita mulai.
Bagaimanakah Islam, dalam hal ini Al Qur'an, membahas tentang kehamilan? Adakah potret kehamilan dalam Qur'an?
Ternyata ada, dan itupun dikisahkan dalam dua kondisi. Yg pertama, kondisi normal atau wajar. Yg dimaksud wajar ini adalah usia yg relatif muda dan ada suaminya. Contohnya adalah kisah hamilnya istri Imron.
Kondisi kedua, yg di luar kewajaran. Seperti apakah contohnya? Kehamilan Maryam ibunda Nabi Isa yg hamil tanpa suami, serta hamilnya istri Nabi Ibrahim dan istri Nabi Zakariyya yang sama-sama hamil di usia tua dan mandul pula.
Apa yg terjadi dg kehamilan yg di luar "kewajaran' tadi? Sudahlah tua, mandul pula, eh ternyata hamil, lalu melahirkan dan dari sana turun pula garis kenabian. Ma sya Allah.
Maka apa yg hendak Al Qur'an sampaikan dari kisah2 kehamilan ini?
Bahwa kehamilan itu ajaib. Hamil itu bisa tidak ilmiah. Bagaimana mau ilmiah, lah wong dalam ilmu manusia beliau2 tadi divonis mandul. Tapi begitulah, hamil itu bisa tdk ilmiah. Karena itulah jawaban terhadap kehamilan2 tadi singkat dan jelas: "Kadzaalika qoola robbuk". Begitulah firman Tuhanmu. Makanya ilmu pengetahuan itu tidak usah angkuh dg mengatakan bhw ini mandul, ga mungkin punya anak, dsb. Silakan, silakan pelajari ilmu pengetahuan sampai sehebat-hebatnya, tapi tidak usah angkuh. Cukuplah kisah kehamilan istimewa dalam Al Qur'an itu menjadi pengingat kita agar ilmu pengetahuan itu kita letakkan di bawah frame wahyu.
Oke lanjut.
Hamil, adalah hal yang sangat penting. Karena Qur'an langsung yang membahasnya. Perhatikan surat Maryam. Kisah kehamilan bunda Maryam diceritakan begitu detilnya dalam surat tersebut hingga sampailah pada satu kunci dasar yang harus dipegang oleh istri dan juga suami. Apa itu kuncinya? Bahwa ibu hamil itu TIDAK BOLEH SEDIH.
Yup, itulah konsep Qur'an. Simak bagaimana kisah bunda Maryam hingga kita bisa sampai pada kesimpulan ini.
Bunda Maryam, wanita baik2, wanita yg menyerahkan dirinya utk beribadah dalam mihrabnya, tiba-tiba hamil. Bisa dibayangkan seperti apa pandangan masyarakat kepada beliau. Beliau sangat sedih hingga kesedihan ini mencapai puncaknya tepat di saat beliau merasakan sakitnya ketika akan melahirkan yang membuat beliau berucap seperti yg diabadikan dalam QS.19: 23 :
--> Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
Ternyata, sedih saat hamil itu tidak benar. Tidak dibolehkan. Perhatikan, sedihnya Maryam yang disebutkan dalam satu ayat, dibalas oleh Allah dg menghiburnya di 3 ayat sesudahnya. Sedihnya 1 ayat, hiburannya 3 ayat, saking tidak bolehnya orang hamil itu bersedih hati.
( 24 ) Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
( 25 ) Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
( 26 ) maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
(QS. 19: 24-26)
Sedemikian pentingnya Allah menghibur Maryam sampai dibuatkan anak sungai di bawahnya. Air yg mengalir gemericik dan airnya bisa diminum langsung. Tidak cukup sampai di situ, dikasih pula pohon kurma. Allah suruh goncang-goncangkan saja, nanti akan berjatuhan ruthob.
Nah, harusnya, para dokter tergerak untuk meneliti ayat2 ini. Kita ini punya kitab suci yang menantang untuk diteliti. Apa hubungannya ruthob dg kehamilan. Apa hubungannya air sungai dg kehamilan, yg tak sekedar bisa diminum airnya tp suara gemericiknya apakah ada hubungannya dg menghilangkan kesedihan Maryam td. Suara air yg menenangkan td.
Apa hubungannya menggoncang-goncangkan pohon kurma dg kehamilan. Ini sebenarnya membuka peluang untuk para dokter supaya diteliti, bukan untuk ditertawakan. Ya, ada sebagian muslim di luar sana yg menertawakan kalimat "menggoyang-goyang pohon kurma" sbg bahan olok-olok dan becandaan ketika kita di sini berupaya menggali konsep persalinan dalam Islam. Dibilangnya kita menyuruh ibu hamil utk melahirkan di bawah pohon kurma. Subhanallaah...semoga Allah membukakan pikiran kita dan menjauhkan dari kekakuan berpikir.
Terkait mengguncang-guncang pohon kurma ini, ustadz Budi memberikan penjelasan yang memancing nalar kita untuk berpikir sekaligus merenung, apa di balik hikmah mengguncang-guncangkan pohon kurma.
Mari kita bayangkan sejenak kondisi Maryam ketika disuruh menggoyangkan pohon kurma. Saat itu Maryam sudah memasuki masa persalinan yang ditandai dg mules sebelum melahirkan. Coba, kondisi mules-mules kontraksi, disuruh mengguncangkan pohon kurma, secara logika bisa rontok ga buahnya? Pernah lihat pohon kurma? Silakan buka gugel. Lalu bayangin kita disuruh mengguncangkan. Jangankan perempuan, laki-laki saja susah untuk menggoyangkan pohon kurma. Jadi apa maknanya? Inilah gambaran tentang TAWAKKAL. Para ulama ketika menggambarkan ttg tawakkal sering menggunakan contoh dalam ayat ini. Apa maksudnya? Manusia itu yang paling penting BERUSAHA. Percaya sama Allah, Allah akan tolong. Kalau urusan mustahil, ya mustahil. Mau diguncang kaya apa, ga bakal rontok. Tapi di situlah letak tawakkalnya. Ketika diperintah Allah, ga mikir ttg mustahilnya. Dikerjakan aja. Dan ternyata kurmanya pun jatuh. Dari situ kemudian Allah berkata: Maryam, makanlah buahnya, minumlah airnya, dan bersenang hatilah.
Ma sya Allah...
Tidakkah ini menggerakkan para ahli untuk menelitinya??
Apa hubungannya makan ruthob, minum air, dg bersenang hati? Seberapa pentingnya kah membuat ibu hamil itu bersenang hati? Apakah ada pengaruhnya suasana hati dg proses persalinan?
Bagaimana sih posisi kita misalnya ketika akan menggoyangkan pohon kurma? Apakah ada kaitannya dg mempermudah pembukaan jalan lahir? Coba deh para ahli di bidang kandungan meneliti hal ini.
Ayo dong ilmuwan ilmuwati muslim, jangan sibuk ngetawain konsep persalinan syar'i. Manfaatkan ilmu kalian untuk kemanfaatan umat. Masak mau menyia-nyiakan ilmu hanya karena dianggap ga ada EBMnya? Qur'an bicara kehamilan, ini artinya hamil itu bukan suatu yg biasa. Tapi luar biasa.
Silakan simak lebih lanjut video ini sembari menyisakan kesempatan bagi para muslim dan muslimah untuk berpikir dan merenungi hikmah di balik ayat-ayatNya.
Bila ada kebenaran, itu datangnya dari Allah. Bila ada kesalahan, itu murni dari saya pribadi. Wallahu a'lam bish showab. Mohon dimaafkan yg sebesar-besarnya.
*ecp*