Selasa, 03 Maret 2015

FEAR MONGERING

Bismillaahir rohmaanir rohiim

Hari ini saya mendapat info dari dua bunda via inbox dan whatsapp grin emoticon tentang beredarnya fear mongering seputaran penyakit pertusis. Wujudnya berupa upload foto yg klaimnya merupakan penderita pertusis dengan kondisi mata mengalami pendarahan pada bagian putihnya. Disertai kata-kata pengantar seperti ini: "anak, usia 5th, tidak diimunisasi. Menderita pertusis. Mata kanan mengalami pendarahan. Anak kedua, mengalami pendarahan pada kedua mata. Mungkin para antivax sudah kehilangan rasa kasihannya. Pertusis itu bisa dicegah dengan vaksin." 
Serem kah fotonya? Serem doong....
Asli bikin galau yang melihatnya dan rasa-rasanya jadi ingin memvaksin anak untuk melindunginya dari pertusis.

Etapi tunggu dulu, apa sih yang sebenarnya terjadi pada mata itu? Benarkah itu terjadi karena pertusis?
Saya berterima kasih kepada dua bunda shalihah yang menginfokan kepada saya tentang foto2 fear mongering itu. Karena saya ini orangnya kepoan dan senang mencari tahu, maka saya pun berseluncur di dunia maya dengan memasukkan kata kunci "pendarahan mata karena pertusis". Kira-kira ada ga ya?

Keluarlah beberapa hasil pencarian. Ketemu istilahnya. Yaitu SUBCONJUCTIVAL HEMORRHAGE.
Berikut saya copaskan artinya:

Subconjuctival hemorrhage
Kemerahan yang terang dari putih-putih mata dapat juga terjadi ketika pembuluh-pembuluh darah yang kecil sekali yang menutupi putih-putihnya mata pecah dari trauma atau perubahan-perubahan tekanan dalam kepala (contohnya, setelah tertawa atau muntah yang kuat, ketika menyelam dibawah air, atau bahkan membengkok dengan kepala dibawah). Kondisi ini disebut subconjunctival hemorrhage, dan ketika itu dapat nampak mengesankan, ia umumnya adalah tidak berbahaya. Ia menyebabkan suatu area lokal dari bagian putih mata (sclera) menjadi memerah dengan hebat. Ia tidak secara khas melibatkan bagian berwarna dari mata (iris) dan tidak mempengaruhi penglihatan.
sumber: http://doktersehat.com/penyebab-mata-merah/#ixzz3TE4AdsN9

Perhatikan pada bagian sebab terjadinya pendarahan mata ini --> "..terjadi ketika pembuluh-pembuluh darah yang kecil sekali yang menutupi putih-putihnya mata pecah dari trauma atau perubahan-perubahan tekanan dalam kepala (contohnya, setelah tertawa atau muntah yang kuat, ketika menyelam dibawah air, atau bahkan membengkok dengan kepala dibawah)."
Sekali lagi, akibat trauma atau perubahan tekanan dalam kepala. Seperti tertawa atau muntah yang kuat. Termasuk BATUK. Yup, batuk yang kuat dan menimbulkan guncangan pada kepala juga berpeluang menyebabkan pendarahan ini.

Kalau begitu, apakah pendarahannya disebabkan oleh bakteri pertusisnya? Bukan. Tapi batuk-batuknya yang kuat yang menyebabkan perubahan tekanan di kepala sehingga pembuluh darah yang kecil sekali pada mata itu pecah. Dan penyebabnya pun bukan hanya batuk. Tp muntah, tertawa, menyelam di bawah air, membengkok dengan kepala di bawah, itu contoh hal-hal yg dapat menyebabkan subconjuctival hemorrhage. Dan poin yg paling penting lagi di keterangan di atas, "ia umumnya TIDAK BERBAHAYA." Bahkan di salah satu komen di foto fear mongering itu menyebutkan bahwa dokter anak langganan dia mengatakan hal ini bisa hilang dengan sendirinya. Wow sekali bukan?

Jadi begini, ada oknum dokter yang berupaya menakut-nakuti masyarakat dengan postingan foto-foto yang heboh, dramatis dan terlihat seram, namun tanpa fakta yang lengkap. Apalagi disertai kata pengantar yang dramatis seolah pertusis mengakibatkan pendarahan pada mata. Ini gak nyambung loh. Ini saya anggap pembodohan dan pembohongan. Masyarakat ditakut-takuti dengan gambar supaya mau divaksin, sementara fakta di balik pendarahan mata itu tidak disebutkan. Bukankah kalangan provax familiar dengan jargon "correlation doesn't equal causation"? Berhubungan tapi belum tentu sebagai penyebab? Ya sama. Pendarahan mata ini bukan disebabkan pertusis. Tapi guncangan saat batuk. Apakah hanya batuk pertusis yang bisa menyebabkan guncangan pada kepala? TIDAK. Kejadian pendarahan mata atau subconjuctival hemorrhage ini tidak melulu disebabkan oleh batuk yg diderita pasien pertusis. Tapi banyak sebab lain yg bisa menimbulkannya, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Dan itupun bisa hilang dengan sendirinya serta tidak berpengaruh terhadap penglihatan. Jadi jangan keliru memahami korelasinya.

Setelah tahu fakta ini masihkah percaya dengan propaganda ala-ala penjual vaksin?
Yuk thinker parents, jangan mudah termakan propaganda oknum-oknum tertentu yg ingin memuluskan penjualan vaksin. Ingat, saya di sini bukan untuk meremehkan penyakit pertusis. Bukan. Tapi saya mengajak masyarakat untuk lebih jeli terhadap taktik fear mongering rendahan macam ini.

Yang lebih penting lagi, jangan lupa untuk senantiasa menjaga kesehatan buah hati kita dengan asupan-asupan nutrisi yang halal lagi thoyyib yaa. Meningkatkan imunitas itu perlu, perlu banget malahan. Tapi bukan monopoli vaksin. Masih banyak cara untuk sehat.

Salam

#say_no_to_vaccine
#imun_is_asi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar