Jumat, 25 Agustus 2017

PARANOID 2012

5 November 2009

Sore itu Bu Arif sedang asyik mendengarkan music dari hapenya ketika pintu kamar menjeblak terbuka dengan tiba-tiba.Si sulung Wildan masuk dengan wajah campuran antara ngeri,panik,dan cemas.
"Bu,aku takut,Bu!"
"Taku apa mas Wil?"tanya sang bunda dengan lembut.Perlahan Bu Arif bangkit dari tidurnya mendekati anaknya yang berdiri resah di pinggir tempat tidur.
"Itu lo Bu,aku takut di tivi katanya mau ada meteor jatuh dan dunia akan kiamat.Aku takut,Bu!Aku takut!Aku ga mau kiamat,Bu!"cerocos si sulung tanpa jeda.
Bu Arif masih berusaha mencerna apa yang diucapkan anaknya.
"Memang kau lihat di mana,Nak?"ucap Bu Arif sambil terus menatap mata anaknya.
"Di tipi itu lo,bu".
Bu Arif membalikkan tubuhnya mencari2cari remote tv yg tadi tergeletak di dekatnya.
"Di stasiun tv mana,Nak?"
"Di stasiun tv t****tv,bu.Kenapa,bu?Ibu jangan setel tipinya"seru Wildan tiba-tiba disertai kepanikan di wajahnya,"Aku ga mau lihat,Bu!Aku takut!!"katanya.Wildan memegangi tangan kiri bundanya erat-erat.Pegangan itu demikian eratnya,cukup untuk meyakinkan Bu Arif seberapa takut anaknya akan acara tivi itu.
"Tenang,Nak.Ga pa-pa.Ibu harus lihat dulu apa yang sudah kamu lihat tadi sehingga ibu bisa menjelaskan ke kamu tentang hal ini".
Perlahan dipencetnya tombol angka 1 di remote,no stasiun tivi yang dimaksud anaknya.Ternyata acara sore itu adalah investigasi mengenai kabar adanya meteor yang kabarnya jatuh di Bone,Sulawesi Selatan.Dan tambahan yang membuat anak itu diserang rasa panik adalah adanya ramalan dari seorang peramal bernama Mama L***** mengenai kemungkinan bencana besar di tahun 2012,yg dikait-kaitkan dengan ramalan kiamat suku Inca.
Dengan serius Bu Arif menyimak penjelasan narator acara tersebut.Lalu muncul selingan iklan.Bu Arif menoleh ke anaknya.Si sulung itu sedang merapatkan dirinya pada sang bunda.Dipeluknya bundanya erat-erat.Bu Arif mengusap lembut rambut di dahi Wildan dan di sisirnya ke belakang dengan jemarinya.
"Apa yang membuat mas Wil takut,Nak"Bu Arif mencoba mengajak bicara si sulung dengan setenang mungkin supaya tidak menambah kepanikan dalam diri sang anak.
"Aku takut mati,Bu"
Hati Bu Arif langsung mencelos.Anak seusia Wildan,klas 3 SD,hampir 9tahun,apa yang ada dalam bayangannya tentang kematian?pikir Bu Arif dalam hati.
"Memang apa yang dipikirin mas Wil?"
"Aku takut,kalau mati aku akan sendirian.Aku takut sendirian.Aku mau sama ibu selamanya,Bu.."dipereratnya pelukannya pada sang bunda seakan tak mau melepas bundanya tercinta.Lelehan airmata terlihat mengalir dari sudut-sudut mata Wildan.
Trenyuh hati Bu Arif melihat sikap anak sulungnya itu.Sehari-hari Wildan adalah anak yang ceria, terkadang suka usil juga.Terutama terhadap kedua adiknya.Memang anaknya agak penakut. Namun melihat airmata yang keluar membasahi pipi sang anak,membuat hati Bu Arif terharu bercampur bingung.Haru karena Wildan berkata tak ingin pisah dari sang ibu selamanya.Tapi juga bingung bagaimana mengatasi kepanikan anak seusia dia.
Ini hal yang benar-benar baru bagi Bu Arif.Seringkali dia mendengar akhir-akhir ini makin banyak orang yang stres atau paranoid tentang kiamat yang diramalkan tahun 2012 sehingga cenderung depresi dan menutup diri dari dunia luar.Seorang psikolog yang Bu Arif kenal bahkan bercerita tentang pasiennya yang sedemikian takutnya sehingga dengan orang yang berbaju hitam pun pasien itu akan histeris. Dia anggap hitam adalah warna kematian.Warna kiamat.
Bu Arif melingkarkan tangan kirinya ke pundak sang anak dan tangan kanannya memegang pipi Wildan.Dikecupnya lembut pipi si sulung.
"Mas Wil ga usah takut.Ke mana pun mas Wil berada,doa ibu akan selalu menyertai Mas Wil"
"Tapi aku mau sama ibu terus.."
Bu Arif menghela napas panjang.Duh,gimana menjelaskannya ya?keluh Bu Arif dalam hati.Dia belum pernah mengalami hal ini,menghadapi seorang anak yang ketakutan tentang kemtian dan hari kiamat dan anak itu ternyata anaknya sendiri.Mau tak mau dia harus memutar otak untuk menemukan kata-kata yang pas agar bisa memberi penjelasan yang masuk dalam kerangka pemikiran anak umur 9 tahun.
"Nak,setiap yang bernyawa itu pasti akan mati.Kita tak kan pernah tahu mati itu seperti apa rasanya. Siapa yang bilang kalau setelah mati itu akan sendirian,ga enak,ga ada temen?Belum tentu ,Nak".
"Tapi aku ga mau masuk neraka,Bu.."
"Siapa yang bilang mas Wil mau masuk neraka?
Wildan terdiam.
"Mas Wil tau ga mengapa ibu memberi namamu Wildan?"
Sang anak menggeleng lemah sambil tertunduk.Airmata masih membasahi pipinya.
"Ibu memberimu nama Wildan artinya pemuda surga.Nama adalah doa dari orang tua untuk anaknya.Ibu kasih nama itu ke kamu tentu dengan harapan bahwa mas Wil kelak akan menjadi penghuni surga.Dan insya Allah kalau kita yakin sama Allah,hal itu akan terkabul,Nak"
Mata mereka berdua serentak kembali ke layar televisi yang kembali menayangkan lanjutan acara investigasi tadi.Muncul seorang ustadz diwawancarai ttg komentarnya.
"Insya Allah,selama masih ada masih ada manusia yang menyebut nama Allah,maka hal itu akan memundurkan selama seribu tahun. Hal ini sudah tertulis dalam Al Quran.Jadi mengapa harus resah dengan ramalan tentang kiamat?Tinggal kita manusianya yang memperbaiki diri.Kiamat kecil justru sudah terjadi.Mengapa manusianya belum ada perubahan?"
Bu Arif menatap ke anaknya lagi.
"Tuh kan,Nak?Kalau mas Wil tak mau merasakan dahsyatnya kiamat,maka banyak-banyaklah mendekatkan diri sama Allah.Allah akan selalu menjaga mas Wil"
Kening Wildan berkerut.Dia tampaknya mulai meyakini penjelasan ustadz di tivi tadi.Lalu diangkatnya kepalanya dan ditatapnya mata sang bunda.
"Iya,bu.Aku mau sholat bu"
"Nah,gitu.Jangan sholat pas maghrib thok,Nak.Semakin sering Mas Wil mengingat Allah, semakin Allah memberikan perlindunganNya pada kamu"
"Iya deh bu.Aku mau bu.Aku mau jadi anak baik mulai besok"katanya mantap.
"Loh?koq mulai besok?Ya mulai sekarang toh nak?"Bu Arif agak melotot ke Wildan.
Wildan meringis geli.
"Iya ya bu.Sekarang koq"
"Ya sudah,sekarang masih ada waktu ashar.Sana sholat gih.Trus selesai sholat berdzikir.Jangan langsung pergi.Minta sama Allah supaya dijauhkan dari dahsyatnya kiamat".
"Iya bu",si sulung langsung bergegas keluar kamar lalu mengambil air wudlu,untuk sholat.
Sepeninggal sang anak,Bu Arif termenung sendiri.Selama ini ia agak kesulitan untuk membiasakan anaknya melaksanakan sholat lima waktu.Seringkali disertai omelan dan kemarahan.Namun apa yang terjadi sore itu di luar perkiraannya sebelumnya.Yah,Allah berkenan mengajarkan secara langsung kepada anakku tentang sholat,pikir Bu Arif.Mungkin juga ini jawaban doa-doaku dari Allah ketika aku memohon pertolonganNya memberiku kekuatan dalam mendidik anak2ku.Ah,semoga perubahan yang ada dalam diri anak sulungku bisa berlangsung selamanya dan dia tuma'ninah dalam beribadah.Berita kepanikan tentang meteor dan kiamat 2012 bagi Bu Arif tak jadi mengerikan lagi,karena hal itu telah membuat perubahan yang baik bagi anaknya.Semoga hal itu juga terjadi pada manusia-manusia Indonesia yang lain yang saat itu menyaksikan acara investigasi tersebut. Dan semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hambaNya yang khusnul khotimah.Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar