Jumat, 25 Agustus 2017

PENAMPAKAN DOSA (Serial Kampung Dapur Bunda)

7 Agustus 2009

Alkisah di sebuah kampung nan syahdu,tinggallah Bu Panci bersama suami dan anak2nya di sebuah rumah yang sederhana. Bu Panci adalah seorang ibu rumah tangga yang agak unik,kalau tidak disebut spesial, bukan karena titelnya, bukan karena karirnya, bukan karena hartanya, tapi lebih karena cerita-cerita yang muncul di sekitarnya. Sebuah kisah sederhana namun bermakna luar biasa.
Siang itu Bu Panci kedatangan tamu seorang teman bernama Bu Wajan.
"Assalamualaikum Bu Panci..?"
"Wa alaikum salam. Ooh..Bu Wajan!Mari masuk bu. Sama siapa nih?"
"Ini,sama si Cabe Rawit ama kakaknya,Paprika.Lagi repotkah bu Panci?"
"Ah,enggak. Sambil nunggu njemput si Gayung pulang sekolah tapi nanti koq. Jam setengah dua belas"
Kedua ibu yang ramah itu pun terlibat pembicaraan seru. Sementara anak-anak mereka bermain bersama di dalam rumah. Suara gaduh pun tak mengusik asyiknya pembicaraan para ibu. Bu Panci dan Bu Wajan sudah berteman sejak anak2 sulung mereka satu TK bareng di TK Asap Dapur, hingga sekarang anak2 mereka yg sulung sudah kelas 3 SD.
"Bu Panci. Aku kemarin di sekolah TK kan biasa nih, ngobrol2 ama ibu2 yang laen, sambil bercanda-canda. Terus masuk ke satu topik. Lalu aku ngomentari sesuatu. Dan salah satu dari ibu2 itu berkata,'eh Bu Wajan ternyata meskipun sering ikut pengajian komentarnya bisa begitu yaa..?'. Mak deg aku bu!"
"Lha mak dhegnya piye mbak?"tanya Bu Panci.
"Apa aku salah ngomong yaa..?Tapi yang ngomong itu bukan marah. Cuma bicara santai aja. Tapi aku koq langsung dheg aja. Ada rasa bersalah gitu. Apa harus hati2 kalo ngomong ya?"
"Ah,cuma perasaan sampeyan aja bu Wajan. Kenapa juga jadi pikiran?"sahut BU Panci tenang.
"Bukan gitu. Koq di hati ini nggak enak aja. Berarti aku salah ngomong yaa..?"
Bu Wajan memang tidak memberitahukan secara deti apa yg dibicarakan para ibu di TK itu. Bu Panci menghargai itu dan tidak memaksa menceritakan lebih lanjut. Selama beberapa saat Bu Panci berpikir. Lalu dia teringat sesuatu.
"Bu Wajan. Ini cuma pendapat aku aja loh ya?Mudah-mudahan bisa menenangkan hati sampeyan."
"Gimana bu Panci?"tanya Bu Wajan agak cemas.
"Ah, enggak. Aku kayaknya dulu pernah baca di sebuah buku yang membahas hadits2 nabi. Kalau nggak salah tentang penampakan dosa,"jelas Bu Panci dengan hati-hati.
"Maksud e piye bu?"
"Di buku itu disebutkan. Diriwayatkan dari Abu Dzar,Rasulullah pernah bersabda,'Sesungguhnya jika Allah SWT menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Dia akan menampakkan dosa-dosanya di pelupuk matanya..' insya Allah begitu bunyinya bu Wajan,"terang Bu Panci masih dengan hati-hati kepada Bu Wajan. Khawatir Bu Wajan akan salah terima dengan penjelasannya.
"Sek bu. Aku masih gak mudheng,"sahut Bu Wajan. Nah, iya toh?pikir bu Panci.
"Gini loh mbak. Ketika Allah menghendaki kebaikan ada pada seorang hamba-Nya,Dia akan menunjukkan kesalahan-kesalahannya begitu nyata di matanya. Mungkin seperti sampeyan ini. Aku nggak tahu apa yang dibicarakan di TK, tapi mungkin waktu itu yang sampeyan sampaikan sebenarnya di mata Allah adalah salah. Sehingga,mungkin,ini menurut aku aja loh!mungkin Allah memakai mulut salah satu ibu di situ untuk memberikan teguran langsung pada sampeyan. Dengan tujuan supaya sampeyan segera menyadari kesalahannya. Jadi kalau boleh aku simpulkan dan ambil hikmahnya adalah bahwa Bu Wajan sebenarnya masih dikehendaki oleh Allah dalam hal kebaikan. Sehingga 'kesalahan atao dosa' itu langsung ditampakkan di depan mata,"tutur Bu Panci mengakhiri penjelasannya. BU Wajan terdiam. Agak khawatir juga BU Panci melihat temannya itu membisu sejenak. Waduh,moga2 aku juga jangan salah ngomong ya?harap Bu Panci dengan cemas. Tiba-tiba mata Bu Wajan berkaca-kaca.
"Oh,begitu ya bu Panci,"sahut bu Wajan lirih.
Sambil menghela napas bu Panci berujar,"Aku pikir begitu Bu Wajan. Aku lebih melihat bahwa sampeyan sebenarnya sangat disayang oleh Allah dan Allah sangat meghendaki kebaikan dalam diri sampeyan. Jadi bersyukur aja, bahwa kita masih diberi peringatan langsung. Karena lanjutan dalam hadits tadi disebutkan,'..tetapi jika Allah SWT menghendaki keburukan pada seorang hamba, Dia akan membuatnya lupa terhadap dosa-dosanya, sehingga si hamba itu akan terus berbuat dosa'. Jadi mana yang bu Wajan mo pilih?"kata buPanci sambil tersenyum. Bu Wajan pun lalu ikut tersenyum lebar. Kecemasan di wajahnya mendadak hilang.
"Oo..iya ya..bu. Aku paham sekarang. Iya, aku mungkin langsung ditegur ya. Berarti ke depannya harus lebih menjaga mulut ya bu. Sampeyan bener bu Panci"
"Eits!yang bener bukan aku loh!Kebenaran itu datangnya dari Allah. Aku hanya menyampaikan hadits yang kebetulan pernah aku baca. Mudah-mudahan sampeyan gak kepikiran lagi,"jawab Bu Pnaci sambil tersenyum hangat.

Sepulangnya Bu Wajan, Bu Panci kembali terdiam. Ah, mungkin Allah juga sedang mengingatkan aku,pikir Bu Panci, bahwa terkadang aku pun seperti Bu Wajan. Bahwa apa yang aku sampaikan ke bu Wajan tadi lebih ditujukan ke diriku sendiri,kata Bu Panci dalam hati. Ya, mudah-mudahan kita selalu termasuk dalam golongan orang yang Allah kehendaki kebaikan dalam diri kita. Seperti juga dalam Bu Panci dan Bu Wajan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar