Jumat, 25 Agustus 2017

SANDIWARA LANGIT-Sebuah Kisah Nyata Penuh Hikmah Penyubur Iman (resensi buku)

27 Mei 2009

Setelah Ayat2 Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih,inilah buku yg telah membuat saya HARUS meneteskan airmata. Kenapa HARUS?Rasa2nya airmata ini bener2 nggak bisa ditahan begitu selesai membaca buku ini, sampai2 sisa sesenggukan itu masih ada!
Dan hebatnya lagi,tidak seperti Ayat2 Cinta dan KCB yg merupakan novel, buku ini adalah sebuah kisah nyata yg betul2 telah terjadi,namun bisa diceritakan kembali dengan apiknya oleh si penulis (Abu Umar Basyier).Jujur, begitu selesai membacanya,saya terhenyak dan diliputi pertanyaan, "beneran nih kisah nyata?"Maaf sebelumnya,karena cerita yg begitu indah ini mungkin akan dengan mudahnya kita dapati pada jaman Nabi Muhammad SAW dan sahabat2nya. Karena karakter para tokohnya yg begitu agung (semoga Allah merahmati mereka) sungguh seperti setetes embun di gurun sahara. Dua tokoh utamanya di usia yg masih terbilang muda di zaman sekarang ini, di mana anak2 muda lbh gampang ke mall,disko,cafe2, tapi si tokoh ternyata adalah seorang pemuda dan seorang pemudi yg benar2 menjaga amanat agamanya,Islam. Sebuah contoh yg jarang tapi ada. Dan mudah2an akan semakin bertambah banyak dengan dibacanya buku ini oleh pembaca semua.
Dan sekali lagi saya harus jujur mengakui,ketika saya menyaksikan seseorang mengalami musibah ataupun cobaan, sering terlintas dlm pikiran bahwa cobaan itu adalah balasan apa2 yg tlh trjadi di masa lalu. Bahwa si hamba mungkin pada suatu titik tertentu lengah dan lalai terhadap nikmat yg Allah berikan. Astaghfirullah, ternyata bukan seperti itu. Berkat buku ini saya mencoba untuk lebih sering berbaik sangka thd apapun yg menimpa seseorang. Benarlah ayat yg disebutkan dalam buku ini, ketika seolah2 kita sudah mencapai apa2 yg kita perjuangkan dgn segala perjuangan dan keikhlasan lalu Allah akan memberi ujian kepada hamba-Nya,itu lebih dikarenakan untuk membedakan mana2 hamba-Nya yg benar2 beriman. Ketika ujian itu datang baru kelihatan mana hamba Allah yg iman,sabar,dan sholeh. Senantiasa baik sangka pada Allah,sehingga pada akhirnya ujian yg berat (menurut ukuran saya,cobaan yg dialami tokoh ini sangat,sangat,sangat berat!) justru menjadi ringan. Segala kesedihan itu dihilangkan oleh Allah.Ujian itu ibaratnya menjadi saringan untuk mendapatkan hasil2 keluaran yg terbaik dari yg disaring.
Kalau boleh membandingkan, nilai plus dari buku ini adalah pada LOVE STORYnya. Sungguh, kisah cinta yg sering dimuat di novel2 barat,apalagi macam Romeo & Juliet, lewat deh dibandingin love story dalam Sandiwara Langit! Kita jadi sadar bagaimana yg sebenarnya mencintai seseorang karena Allah, bercerai dengan penuh cinta (sungguh berat),dan menyerahkan semuanya pada pelukan kasih Allah SWT.
Saya pernah bilang ke seorang sahabat,'A STORY NEEDS AN ENDING'. Ending seperti apa yg menjadi standar kita?Ketika ending itu penuh berurai air mata,itukah sad ending?apa yg dimaksud happy ending? siapa yg happy?hanya kita atau hanya orang tua kita atau semua happy berarti happy ending eventually?NO ONE KNOWS!Justru di buku ini saya terbuka mata,bahwa ending sesungguhnya Allah sudah mengatur sebaik2nya. Ketika ditinggalkan kekasih yg dicintai dikatakan sedih oleh yg ditinggalkan, namun bagi yg meninggalkan justru ending yg terjadi sangat2lah indah. Happy ending yg sesungguhnya bisa kita pahami di sini,walaupun banjir air mata tak tertahankan (Subhanallah!waktu nulis gini aja, mata ini berasa mo nangis lagi!!).
Akhirnya saya jadi sadar, apapun ujian yg sedang menimpa saya saat ini, sungguh tidak ada apa2nya dibandingkan yg terjadi dalam buku Sandiwara Langit. Memang sandiwara ini telah diatur oleh sang Maha Sutradara di dalam buku skenarionya yaitu Lauh Mahfudz. Tidak ada yg tau apa,kapan, bagaimana sandiwara hidup kita akan berakhir. Yang jelas, semoga kita masuk dalam hamba2Nya yg khusnul khotimah (akhir yg baik) seperti salah satu tokoh dalam cerita ini. Amin. Selamat membaca buku ini,jangan lupa bacanya sendirian aja dalam kamar supaya nggak ketahuan kalo sedang menangis tersedu2 (ehem..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar